IMPLEMENTASI AL QUR’AN
Sepanjang sejarah peradaban umat manusia, keberadaan, dinamika dan interaksi antar manusia, suku maupun bangsa akan selalu diatur maupun dipengaruhi oleh norma-norma, adat istiadat, ajaran maupun agama-agama dan sudah pasti akan membawa dampak yang positif bagi perikehidupan mereka.
Namun demikian, sejak periode kedatangan Islam yang dimulai pada 14 abad yang lalu, pengaruh ajaran Islam yang dibawa oleh seorang Rasul ditengah bangsa Arab, membawa dampak yang sangat besar terhadap kemanusiaan, baik secara individual maupun komunal.
Keberadaan sosok Muhammad Saw, seorang manusia yang paripurna secara fisik dan spiritual, yang juga djuluki sebagai al-Qur’an yang berbicara, mendorong setiap manusia untuk berupaya meraih kesempurnaan ruhani nya, ditengah keterbatasannya sebagai makhluk material yang fana.
Dalam setiap aktifitas risalah dan dakwah beliau Saw, kedudukan al-Qur’an, disamping kedudukan Rasulullah itu sendiri, telah menjadi ruh sekaligus petunjuk bagi setiap manusia yang mau berfikir.
Setiap surah, ayat maupun huruf yang terkandung di dalam al-Qur’an menginspirasi manusia untuk mengambil jalan kebenaran dan membangun karakter mulia.
Rasulullah Saw dalam setiap tugas kenabiannya, menyeru kepada setiap manusia untuk tak henti-hentinya meraih kedudukan tertinggi dalam kemanusiaannya, dengan jalan memanusiakan manusia.
Dan ini merupakan inti dari seruan risalah yang di amanahkan Ilahi atas nya, Saw.
Terletak tepat ditengah-tengah al-Qur’an, (QS : Al Kahfi) terdapat ayat yang berbunyi; “Walyatalaththaf,” (…”dan hendaklah ia berlaku lemah lembut,”).
Ayat 19, di dalam surah Al Kahfi ini merupakan seruan dan perintah Allah Swt kepada seluruh manusia agar memiliki karakter yang santun dan berperilaku lemah lembut terhadap semua makhluk ciptaan-Nya.
PUSAT RISALAH
Keberadaan masjid sebagai pusat aktifitas kenabian dan sekaligus penyebaran risalah suci diawali dari pendirian Masjid Nabawi yang terletak di kota Yastrib, yang kemudian diganti namanya oleh Rasulullah Saw dengan nama “Madinah al Munawarah.”
Makna harfiah dari Madinah al Munawarah adalah sebuah kota yang penduduknya berbudaya tinggi dan kebudayaannya disinari oleh wahyu al Qur’an dan sekaligus menjadi embrio dari masyarakat madani.
Selanjutnya, tersebarnya ajaran Islam ke seluruh penjuru bumi, tak akan lepas dari peran masjid.
Adapun masjid yang dibangun di kawasan-kawasan baru diseluruh dunia, masing-masing kemudian menyimpan rekaman dakwah, rekaman perjuangan dan rekaman dialog lintas peradaban.
PERAN PERADABAN ISLAM
Meski Islam tercatat sebagai agama terakhir yang menjadi bagian dari lintasan sejarah dunia, namun sebagai ajaran yang terbilang baru, Islam telah memainkan peran sentral dalam membangun peradaban dunia yang berkeadilan.
Di awali dari pengangkatan Rasulullah Saw di kota Mekah hingga hijrah beliau ke kota Madinah, dimana kemudian mendeklarasikan pemerintahan yang bersendikan ajaran Monotheisme, maka Islam pun mulai menebar pesan universalnya kepada setiap bangsa.
Peran insan teragung sepanjang masa inilah, yang mempertegas citra masjid Nabawi sebagai pusat peradaban manusia pada masanya, dimana kader-kader terbaik didikan beliau Saw, berjalan melintasi ruang dan waktu dengan membawa pesan-pesan Islam yang Rahmatan Lil Alamin.
Hingga setiap masjid yang kini tersebar diberbagai belahan dunia telah menjadi katalisator antara nilai Islam rahmatan Lil Alamin yang bersifat universal dengan nilai budaya suatu bangsa yang bersifat lokal, hal ini yang melahirkan peradaban Islam yang dinamis dan humanis.
Mewujudnya peradaban Islam yang adiluhung ini menjadikan masjid sebagai representasi dari keberadaan nilai-nilai Ilahiah yang membumi.
INDONESIA JENDELA DUNIA
Indonesia adalah negeri tropis yang berada ditengah sabuk khatulistiwadan diantara dua benua dan dua samudera, keberadaannya membentang luas diatas 17.508 pulau-pulau.
Geografi Indonesia yang memiliki kekayaan hayati terbesar di dunia, telah dikenal bangsa-bangsa tua sejak 5.000 SM, disamping itu, daya tarik lainnya adalah tempat berdiamnya 1.340 suku bangsa dengan 746 bahasa dengan ribuan dialek serta adat istiadat, budaya yang berbeda-beda pula.
Indonesia kini yang memiliki jumlah penduduk berkisar 275 juta jiwa dengan mayoritasnya memeluk agama Islam, tidak hanya dikenal sebagai bangsa yang ramah namun juga penganut ajaran Islam yang Rahmatan Lil Alamin.
Perjalanan syiar berbagai agama memenuhi ruang sejarah bangsa yang majemuk ini, salah satunya adalah Islam.
Ajaran Islam juga dapat diterima di Indonesia dikarenakan karakter mulia para mubaligh awal, yang datang membawa nilai-nilai kemanusiaan yang inklusif dan tanpa kekuatan senjata.
Dengan itu para penguasa di Nusantara lambat laun terpanggil untuk menjalankan ajaran Islam dan bahkan dengan semangat menyongsongnya, serta turut menyebarluaskan ke seantero Pertiwi.
Disamping itu, peran ulama tempatan seperti Wali Songo yang berdakwah dengan menggunakan kebudayaan asli Indonesia, mendapat apresiasi luas dimana-mana.
Bahkan angka 9 yang ada pada penamaan lembaga para wali tersebut maupun angka 99 yang terdapat pada 99 Nama Allah (Asma al Husna), terpatri jauh hingga kealam bawah sadar masyarakat muslim Nusantara dan menjadi bagian dari sejarah dan budaya Islam Indonesia.
Sehingga pada akhirnya, semua bentuk modal sejarah maupun keragaman yang ada justru memperkaya ruang kreatifitas budaya sekaligus kearifan lokal, dimana jarak, waktu, bahasa, agama dan lain-lain bukan lagi sebagai penghambat persatuan.
AMANAH KITA
Berangkat dari kesadaran akan keagungan peradaban Islam dan kedudukan strategis Indonesia dengan bermodalkan kebhinnekaan yang kuat dan dipenuhi dengan kedamaian, ditengah kekayaan alam yang luar biasa, maka hal ini dapat dimaknai sebagai anugerah Ilahi yang patut dijaga dan disyukuri.
Untuk itu umat Islam di tanah air terpanggil untuk tetap menjaga dan melestarikan peradaban Islam Nusantara yang saling berkelindan dengan peradaban Islam dunia, sebagai satu amanah yang mesti kita majukan bersama-sama.
Untuk itu diyakini bahwa masjid adalah bagian terpenting yang tak terpisahkan dari sejarah penyebaran Islam di muka bumi diantara elemen-elemen lain yang saling terkait.
Masjid juga merupakan museum peradaban yang menyimpan rekam jejak perjalanan para ulama dalam mewartakan risalah Muhammad Saw.
Maka dengan niat meraih ridho Allah dan sebagai amanah umat dalam menjaga eksistensi sejarah masjid, didirikanlah sebuah yayasan dengan nama “Amanah Kita,’ sebagai satu bentuk tanggung jawab moral dalam melestarikan sejarah, budaya dan peradaban Islam dengan mengedepankan akhlak yang mulia.
Selanjutnya, Yayasan Amanah Kita bahkan menjadikan kalimat “Walyatalaththaf,” sebagai logo yayasan sekaligus ruh gerakan yang dapat menginspirasi generasi muda Islam untuk turut bersama-sama ambil bagian dalam gerakan pelestarian pusat-pusat sejarah peradaban Islam.
Adapun yayasan Amanah Kita juga merumuskan tujuan amanah umat tersebut dalam bentuk program kerja yang mengandung aspek terminologi; penugasan vertikal (Ibadah kepada Allah) dengan aplikasi horisontal (Berkhidmat diantara manusia).
WORLD ISLAMIC CENTER
Yayasan Amanah Kita secara khusus, dalam hal ini meliputi umat Islam Indonesia secara umum, terpanggil untuk membangun pusat pengkajian, informasi dan ilmu pengetahuan yang terintegrasi dan mendunia, baik dalam bentuk portal informasi teknologi (World Islamic Center) maupun dalam bentuk wahana Taman Miniatur 99 Masjid Dunia (World Religy Resort) adalah bentuk sumbangsih bagi persatuan ditengah keberagaman yang ada.
Tugas mulia ini tercermin pada firman Allah Swt, yang memang berkenaan dengan persatuan adalah; “Dan berpegang eratlah kalian semua dengan tali Allah dan janganlah berpecah belah”. (Ali Imran: 103).
Adapun tugas lainnya,yang juga merupakan amanah luhur ini adalah manifestasi dari pelaksanaan titah Nya; Surah Jumu’ah ayat 10 yang berbunyi, “…maka bertebaranlah kalian dimuka bumi; serta carilah karunia Allah, maka hendaklah kalian selalu mengingat Allah supaya kalian berhasil.”
Dilanjutkan dengan, "Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur.., yang merupakan bagian dari kalimat yang tercantum pada pembukaan UUD 45, ini bermakna bahwa tanpa pertolongan dan karunia Allah, kita tidak akan pernah berhasil menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat sepenuhnya.
Atas dasar perintah-perintah tersebut diatas, maka bangsa Indonesia, dalam hal ini umat Islam ditanah air berkewajiban dan ambil bagian secara aktif dalam menjaga serta mewujudkan perdamaian dunia.
Selain hal-hal yang sudah disebutkan sebelumnya, modal lainnya adalah letak Indonesia yang strategis dan kondusif, baik secara geografis maupun politis, juga berbarengan dengan maraknya konflik yang berkepanjangan di berbagai kawasan, serta merta akan mengalihkan pandangan dunia ke Indonesia.
Kekayaan alam dan ragam budaya Indonesia serta keberadaan agama Islam sebagai mayoritas, menjadi nilai tambah dan daya tarik tersendiri, dikala kebisingan global terus berlangsung di dunia.
Untuk itu Yayasan Amanah Kita, bersama-sama umat Islam di Indonesia dan juga negara-negara muslim diseluruh dunia, akan membangun wahana Taman Miniatur 99 Masjid Dunia, sebagai pusat interaksi peradaban melalui pendekatan wisata ruhani.
Taman Miniatur Masjid Dunia yang berfungsi sebagai wadah pelestarian peradaban Islam, di dalamnya terdapat 99 miniatur masjid bersejarah dari 86 negara berikut berbagai fasilitas pendukung lainnya seperti; Universitas, Museum,Rumah Sehat, Hotel dan lain-lain, adalah wahana yang pertama dan satu-satunya di dunia yang mengedepankan unsur ilmu pengetahuan, informasi dunia Islam, teknologi terapan, kekuatan ziarah dan rekreasi keluarga dengan konsep wisata ruhani.
Dibarengi dengan teknologi informasi yang bermartabat, maka wahana Taman Miniatur 99 Masjid Dunia, sekaligus berfungsi sebagai museum dinamika peradaban Islam dari masa ke masa dan juga sebagai oase perdamaian.
Selain itu, angka 99 yang membentuk lafadh Allah, menjadi logo dari Taman Miniatur Masjid Dunia dan juga World Islamic Center, juga mengusung pesan moral bahwa Asma al Husna menjadi refleksi dan panduan utama bagi perikehidupan bangsa-bangsa muslim di manapun mereka berada.
Dan di tahun-tahun mendatang, Taman Miniatur 99 masjid Dunia tidak hanya menjadi tempat silaturahim umat, namun juga sebagai pusat interaksi para ulama dan kepala pemerintahan negara-negara Islam sedunia.
Dan sebagai embrio peradaban baru Islam yang akan melahirkan para cendikiawan dan ulama pengusung nilai-nilai Islam yang Rahmatan lil Alamin.
Untuk Indonesia sendiri, keberadaan wahana Taman Miniatur 99 masjid Dunia dan World Islamic Center tidak hanya berdampak langsung bagi perkembangan ekonomi daerah namun juga dalam skala nasional dan diharapkan akan menjadi lokomotif kemajuan bagi semua aspek kehidupan dalam berbangsa dan bernegara.
Akhir kata, keberadaan masjid ditengah masyarakat dunia akan semakin mempertegas peran sosial budaya dan katalisator pertumbuhan ekonomi umat, baik di lingkup lokal, nasional, regional maupun internasional.